RUH

Berpikir Ruh bisa memberi Manfaat atau sebagai perantara untuk berdoa kepada Allah: SALAH BESAR!!
Assalamualaikum wr. wb. Apabila seseorang telah dicabut ajalnya oleh Allah, maka ruhnya tidak lagi berurusan dengan masalah yang ada di alam nyata ini, alias meninggalkan semua atau segala urusan Dunia (alam Fana) dalam arti luas. Tetapi pada saat ini ruh itu berhadapan dengan alam kubur (bukan kuburan), sebuah alam yang dimensinya berbeda jauh dengan dimensi alam nyata kita ini. Disanalah ruh itu harus mempertanggung-jawabkan semua amalnya di dunia. Bila baik, maka dia akan mendapatkan suasana yang menyenangkan dan bila buruk, maka dia pun dapat siksaan selama didalamnya, sampai hari kiamat.
Memang ada riwayat yang menyatakan bahwa ruh orang yang telah mati itu bisa melihat kelakuan keluarganya atau temannya di dunia lantas ikut bersedih melihat keluarganya melakukan maksiat dan sebaliknya. Namun bukan berarti ruh itu kembali lagi ke dunia dalam bentuk yang biasa kita-kita sebut sebagai ‘arwah’ yang gentayangan lalu lebih gila lagi arwah tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang. Semua itu hanya cerita hayal yang bercampur dengan tahayul.
Seperti misal menhadirkan Ruh Syiekh Abdul Qadir Jaelani untuk memohon pertolongan dari Allah SWT setiap malam Jum'at tertentu, padahal Ruh Syiekh Abdul Qadir Jaelani pun mengalami hal yang sama seperti Ruh-Ruh lainnya dari orang yang sudah meninggal yaitu Tidak mungkin kembali lagi ke dunia. Sedangkan yang dipercaya sebagai ruh bukanlah ruh beliau, tetapi bisa qarinnya atau malah jin/syetan yang berpura-pura menyamar menjadi ruh dengan memanfaatkan kebodohan manusia dari ilmu akidahnya yang sedikit. Tujuannya tidak lain menjerat mereka kepada syirik/men-sekutukan Allah. Terbukti dari ‘Fasilitas’ yang ditawarkan sebagai broker/calo doa kepada Allah. Ini jelas melanggar akidah dan perbuatan dosa besar.
Allah SWT berfirman: "Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami.” Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain).” Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS Al-An‘am: 128)
Padahal Allah telah melarang seseorang bertawassul dalam meminta/berdoa kepada-Nya bila yang dijadikan wasilah itu adalah orang yang sudah mati. Tawassul yang dibenarkan secara syariah adalah dengan amal shalih. Sedangkan tawassul dengan ruh orang yang sudah mati (kalau memang benar ruh), maka hukumnya adalah syirik. Karena ruh itu sendiri tidak bisa menolong dirinya sendiri apalagi menolong orang lain. Begitu juga bertawassul kepada qarin seseorang yang sudah mati termasuk perbuatan syirik yang dilarang Allah. Walaupun orang itu dulunya orang shalih atau wali, tetapi dia bukan tempat berwasilah dalam berdoa pada Allah SWT. Jadi sebaiknya jangan lakukan praktek seperti itu karena anda terancam dengan syirik kepada Allah SWT.
Wallahu a‘lam bis-Shawab. Wassalamualaikum wr. wb.
0 Comments:
<< Home